Bersyukurlah Setingginya Dan Sebesarnya

Assalamu'alaikum wr.wb.

Salam sejahtera bagi kita semua..

Alhamdulillah pada kesempatan kali ini saya akan kembali memposting mengenai sesuatu yang mudah-mudahan dapat sedikit menyadarkan presepsi/pandangan ataupun hal lainnya selama ini. Postingan saya kali mungkin bisa dikatakan sebuah motivasi bagi saya khususnya dan juga rekan-rekan umumnya. Baiklah pertama saya akan menjelaskan mengenai tema yang saya ambil yaitu bersyukur setingginya dan sebesarnya. Sebenarnya mengapa saya sedikit membahas mengenai hal tersebut karena saya melihat tayangan di televisi yaitu serial orang pinggiran dan indonesiaku yang disiarkan di trans 7 kemarin sore hari rabu. Mungkin rekan-rekan sebagian melihat tayangannya juga nah dari situ saya tersentuh. 

Pada tayangan indonesiaku di sebuah daerah Pandeglang, Banten ditayangkan bahwa setiap anak sekolah SMP dan SMA untuk bersekolah melakukan perjuangan luar biasa yaitu jarak sekolah kurang lebih 20 km dan akses jalan menuju sekolah sangat miris jalannya jelek naik turun tidak rata dimana angkutan yang ada disana minim dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam dan anak sekolah disana tetap semangat bersekolah. Itu baru akses jalan, jarak yang jauh dan angkutan yang minim belum lagi dikarenakan angkutan yang minim itu 1 kendaraan angkutan bisa digunakan banyak orang melebihi batas yang wajar sampai-sampai banyak anak sekolahan naik di atas kendaraan. Nah dari naik kendaraan di atas tersebut bisa saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti jatuh dari atas karena jalannya tidak rata naik turun, tersangkut kabel listrik/ranting pohon diatas apabila tidak fokus melihat ke depan. Kesimpulannya yang dapat kita ambil adalah sebaiknya dan sadarilah dengan fasilitas yang kita dapatkan di daerah kita yang lebih baik dari segalanya  tanpa memikirkan resiko yang didapat agar bisa fokus hanya belajar serta pergunakannlah fasilitas yang ada disekitar kita dengan baik tanpa selalu membandingkan yang lainnya yang lebih bagus padahal yang dibawah kita masih banyak yang lebih parah dari kita.

Selanjutnya saya akan melanjutkan cerita dari sebuah daerah terpencil yang disorot ditanyangan indonesiaku tersebut. Masih seputar pendidikan dimana didaerah terpencil tersebut untuk mengenyam pendidikan dasar saja sangat sulit hanya ada sampai 2 tingkat saja untuk melanjutkan pendidikan dasar ke tingkat 3 dan selanjutnya harus menempuh jarak yang sangat jauh dan sulit karena letak desanya berada di hutan dan jauh dari fasilitas. Sekolah mereka dinamakan sekolah hutan dan mungkin dari tayangan yang saya lihat kemarin mereka hanya belajar seputar membaca, menulis dan menghitung. Yang lebih parah lagi mereka hanya belajar dengan fasilitas seadanya dan tenaga pengajar yang hanya 1 orang. Pokonya kalau dibandingkan dengan didaerah selain terpencil itu mungkin jauh sekali. Tetapi yang saya salut mereka tidak patah arang untuk belajar dan mereka menerima dengan apadanya tanpa terlihat bersedih. Mereka tampak ceria belajar dan antusias dalam memperhatikan apa yang disampaikan oleh pengajarnya. Kesimpulannya yang dapat kita ambil yaitu sebaiknya dan sadarilah bahwa apa yang kita dapatkan saat ini adalah anugrah yang terbaik bagi hidup kita jangan sekali-kali marah dengan Sang Pencipta dan kehidupan ini selalu syukurilah karena masih banyak yang mengalami hal yang lebih buruk dari yang kita alami serta semangatlah dalam mencari ilmu karena kita mungkin dihadapakan dengan kehidupan yang lebih baik dari mereka.

Kemudian pada tayangan orang pinggiran dimana ada sebuah keluarga yang terdiri dari ayah dan 2 anak perempuan. Ceritanya adalah seorang ayah yang lumpuh tidak bisa berjalan serta kedua anaknya yang ditinggal pergi oleh ibunya tanpa memberi kabar ataupun pulang ke rumah seolah-olah tidak memperdulikan kehidupan mereka. Dan yang menjadi tulang punggung keluarga mereka adalah ayahnya saja karena sekarang ayahnya lumpuh maka pekerjaann yang dilakukan untuk mendapatkan uang hanya pekerjaan ringan yang bisa dilakukan dengan duduk yaitu memberi sedikit warna pada bahan sandal dan hanya dibayar Rp.1.000/kodi itupun dibayar mingguan. Pekerjaan yang dihasilkan kurang lebih 5-6 kodi dalam sehari dan hasilnya untuk membiayai sehari-hari mereka seperti makan dan sekolah anaknya yang kedua. Karena mereka hanya hidup bertiga dan tidak ada yang mengurus rumah dan lainnya maka semua itu dikerjakan oleh anak pertamanya yang berumur sekitar 14 tahun yang tidak bisa melanjutkan pendidikannya selepas lulus SD. Mengingat ayahnya yang tidak bisa banyak berbuat banyak maka semua pekerjaan mulai dari memasak, megurus adiknya, bersih-bersih rumah semua dilakukan oleh anak pertamanya yang mulanya tidak bisa melakukan pekerjaan apa-apa tetapi dengan kehidupannya sekarang maka dituntut untuk bisa melakukan apa saja seperti orang tua. Beruntung anak tersebut tidak banyak mengeluh seolah sudah mengetahui kehidupannya memang seperti ini. Keluarga kecil tersebut lebih mirisnya lagi untuk makan sehari-hari sangat sulit betapa tidak penghasilan yang didapat sedikit serta rentan yang didapat seminggu sekali terkadang hasil yang mereka dapatkan hanya untuk membeli beras sehari-hari tanpa membeli lauk pauk lagi hanya makan dengan sambal dan garam saja dan sesekali membeli ikan asin. Dan hal yang Membuat saya prihatin adalah konsumsi anak keduanya yaitu sambal dan asin tidak bagus untuk konsumsi sehari-hari yang tidak ada gizinya untuk perkembangan seorang anak umur sekitar 6 tahun. Luar biasanya lagi anak tersebut tidak pernah merengek seperti anak kecil sekarang yang memilih lauk pauk untuk makanan seharinya dan lagi-lagi seolah anak tersebut sangat mengerti dengan kondisi yang dihadapi saat ini. Kesimpulannya yang dapat kita ambil adalah sebaiknya dan sadarilah bahwa apa apa yang didapat dalam kehidupan ini adalah yang terbaik bagi kita jadi syukurilah kemudian apapun yang diberikan orang tua kita sebaiknya terimalah dengan rasa syukur dan terima kasih tanpa marah dan bersedih.

Demikianlah cerita-cerita yang dapat saya sampaikan semoga dapat menjadi pelajaran kita semua dan menambah motivasi kita dalam kehidupan ini. Mohon ma'af apabila dalam pemaparan banyak terjadi kesalahan ataupun yang lainnya.

Terimakasih atas perhatiannya.